kabarinfo.net – Ngomongin dunia kerja, belakangan ini istilah job hopping semakin sering muncul. Bagi kamu yang belum familiar, job hopping adalah fenomena berpindah-pindah pekerjaan dalam waktu relatif singkat. Biasanya sih, orang yang melakukan job hopping pindah kerja setiap satu sampai dua tahun, bahkan bisa lebih cepat.
Fenomena ini ternyata bukan cuma tren sesaat, tapi sudah jadi gaya hidup baru di dunia karier modern. Banyak yang mulai mempertanyakan, apa sih sebenarnya keuntungan dan risiko dari job hopping? Apakah ini cara yang tepat untuk berkembang atau malah bikin karier berantakan? Yuk, kita bahas lebih jauh supaya makin paham soal job hopping ini.
Baca Juga: Fakta Aldy Maldini dan Meet & Greet Rp500 Ribu
Kenapa Banyak Orang Memilih Job Hopping?
Salah satu alasan utama orang tertarik dengan konsep job hopping adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang lebih cepat. Ketimbang bertahan lama di satu pekerjaan yang mungkin stagnan, pindah-pindah kerja dianggap cara ampuh buat dapat pengalaman baru, skill lebih beragam, dan tentunya gaji yang lebih baik.
Misalnya, kalau kamu kerja di satu perusahaan selama lima tahun tapi cuma di posisi yang sama, kamu mungkin nggak berkembang sebanyak yang kamu harapkan. Sedangkan kalau kamu rajin pindah kerja setiap satu atau dua tahun, kamu bisa langsung coba posisi baru, lingkungan baru, bahkan industri berbeda. Ini bikin skill kamu lebih fleksibel dan wawasan makin luas.
Selain itu, job hopping juga bisa jadi strategi buat meningkatkan penghasilan. Di beberapa bidang, ganti kerja biasanya diikuti dengan negosiasi gaji yang lebih tinggi daripada sekadar kenaikan gaji di perusahaan lama.
Baca Juga: Erika Carlina: Profil Singkat dan Kisah Cintanya
Risiko yang Harus Diketahui Saat Melakukan Job Hopping
Walaupun terdengar menjanjikan, job hopping juga punya sisi risiko yang nggak boleh diabaikan. Salah satunya adalah reputasi di mata HRD atau perusahaan baru. Kalau riwayat pekerjaan kamu penuh dengan perpindahan dalam waktu singkat, ada kemungkinan kamu dianggap kurang stabil atau nggak bisa berkomitmen.
Perusahaan juga kadang khawatir kalau kamu cuma mau ambil keuntungan sesaat tanpa niat berkembang jangka panjang di tempat mereka. Ini bisa bikin proses rekrutmen jadi lebih sulit karena kamu harus lebih meyakinkan tentang alasan pindah kerja kamu.
Selain itu, terlalu sering ganti kerja juga bikin kamu nggak sempat mendalami satu bidang dengan maksimal. Ada risiko skill yang kamu pelajari jadi nggak terlalu mendalam karena waktu di satu tempat terlalu singkat.
Baca Juga: Kerugian Richard Lee Akibat Aldy Maldini Terungkap
Job Hopping sebagai Strategi Pengembangan Karier
Meski ada risiko, banyak profesional yang justru menjadikan job hopping sebagai strategi cerdas untuk pengembangan karier. Terutama di era sekarang, di mana fleksibilitas dan kemampuan adaptasi jadi nilai tambah.
Kalau kamu pinter mengatur langkah, job hopping bisa membantu kamu cepat naik jabatan. Misalnya, kamu mulai di posisi junior, lalu pindah ke perusahaan lain untuk posisi yang lebih tinggi. Dengan cara ini, kamu bisa membangun pengalaman dan posisi lebih baik dalam waktu singkat.
Selain itu, job hopping juga membantu memperluas jaringan profesional. Setiap pindah kerja, kamu ketemu banyak orang baru, membuka peluang kerja sama, kolaborasi, bahkan kesempatan karier lain yang sebelumnya nggak kamu pikirkan.
Baca Juga: Lagu Bernadya Mirip Taylor Swift? Ini Faktanya
Tips Melakukan Job Hopping yang Efektif
Kalau kamu tertarik mencoba job hopping, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya strategi ini efektif dan nggak malah merugikan.
Pertama, selalu pastikan alasan pindah kerja jelas dan positif. Misalnya kamu ingin mencari tantangan baru, belajar skill berbeda, atau mencari lingkungan kerja yang lebih mendukung.
Kedua, jangan sering-sering pindah kerja cuma karena hal sepele. Pindah kerja harus didasari alasan yang kuat supaya riwayat karier kamu tetap profesional dan meyakinkan.
Ketiga, saat pindah kerja, pastikan kamu meninggalkan kesan baik di perusahaan lama. Ini penting supaya kamu bisa dapat rekomendasi dan referensi yang mendukung karier kamu ke depannya.
Terakhir, terus tingkatkan skill dan pengetahuan. Job hopping tanpa skill yang kuat sama saja sia-sia. Dengan bekal kemampuan yang mumpuni, kamu bisa lebih mudah dapat posisi yang diinginkan.
Job Hopping di Era Digital dan Remote Work
Tren job hopping semakin mudah dilakukan di era digital dan kerja remote. Sekarang banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dari mana saja, dan perusahaan juga lebih fleksibel menerima kandidat yang punya pengalaman di berbagai tempat.
Bahkan, beberapa bidang seperti IT, digital marketing, dan creative industry justru mengapresiasi kandidat yang punya riwayat job hopping karena dianggap adaptif dan inovatif.
Selain itu, platform pencarian kerja online memudahkan kamu menemukan berbagai peluang kerja dengan cepat, sehingga perpindahan kerja jadi lebih gampang dan terencana.
Bagaimana Memanfaatkan Job Hopping untuk Portofolio Karier
Salah satu kelebihan dari job hopping adalah kamu punya portofolio karier yang beragam. Kamu bisa menunjukkan berbagai proyek, tanggung jawab, dan pencapaian di perusahaan berbeda. Ini jadi nilai tambah saat melamar kerja atau negosiasi gaji.
Yang penting, kamu harus pintar menyusun CV dan cerita karier yang logis. Jelaskan alasan pindah kerja dengan jelas dan tunjukkan bagaimana pengalaman dari tiap pekerjaan membuat kamu jadi profesional yang lebih baik.
Portofolio yang kaya dan beragam ini biasanya jadi nilai plus yang membedakan kamu dari kandidat lain yang kariernya monoton.
Apa Kata Perusahaan tentang Job Hopping?
Pandangan perusahaan soal job hopping berbeda-beda. Ada yang memandang positif, apalagi kalau kandidat bisa jelaskan dengan baik alasan pindah kerja dan pencapaian yang diraih.
Namun ada juga perusahaan yang cukup skeptis karena takut kamu cuma mau ambil keuntungan sesaat tanpa komitmen jangka panjang.
Makanya, saat interview kamu harus siap menjelaskan secara jujur dan profesional tentang job hopping yang kamu lakukan. Tunjukkan kalau kamu punya tujuan karier yang jelas dan job hopping jadi bagian dari strategi pengembangan diri.
Job Hopping untuk Fresh Graduate dan Profesional Muda
Untuk kamu yang baru lulus dan masuk dunia kerja, job hopping bisa jadi cara buat eksplorasi karier. Kamu bisa coba berbagai bidang, cari tahu apa yang paling cocok dan bikin kamu semangat.
Tapi ingat, jangan terlalu sering pindah kerja cuma karena bosan. Lebih baik fokus dulu di satu pekerjaan minimal satu tahun supaya kamu punya pengalaman yang cukup.
Job hopping di tahap awal karier juga harus dipikirkan matang supaya tidak memberi kesan negatif di mata perekrut.
Job Hopping di Tengah Pandemi dan Perubahan Dunia Kerja
Pandemi membuat banyak orang berpikir ulang soal karier dan tujuan kerja. Banyak yang mulai mempertimbangkan job hopping untuk cari pekerjaan yang lebih stabil, lingkungan yang sehat, atau pekerjaan yang sesuai passion.
Selain itu, banyak perusahaan juga berubah pola kerja, dan ini membuka peluang baru buat yang siap pindah dan menyesuaikan diri.
Job hopping jadi salah satu cara buat adaptasi dengan perubahan zaman dan tetap bertahan di pasar kerja yang dinamis